Begini, lho, Mudik itu


Memasuki bulan ramadhan, artinya segera memasuki masa-masa mudik. Bagi para calon pemudik semua sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, bahkan sejak 4 bulan sebelumnya tiket telah dibeli, tiket kereta pasti yang pertama habis, melihat peminatnya tak pernah berkurang dari tahun ke tahun, malah terus bertambah. Demi pulang ke kampung halaman, tak sedikit yang jaga gengsi, tak dapat tiket kereta yang murah, dibelinya yang kelas eksekutif atau bisnis. Jika kehabisan juga, mereka rela menghabiskan
THR untuk membeli tiket pesawat. Pengguna bus-bus antar provinsi agaknya tidak sebanyak kereta, mungkin kemacetan yang menjadi alasan. Ada pula yang memaksakan mudik menggunakan motor, atau bahkan mobil rental dengan menggunakan jasa supir atau tidak.

Sebenarnya bebas saja mereka mau menggunakan moda transportasi yang mana. Selama semua telah dipersiapkan dengan baik, dan mempertimbangkan segala kemungkinan resiko. Jika menggunakan moda trasnportasi masal, seperti kereta, bus, atau pesawat, sudah ada pengendalinya yang setidaknya kita bisa total beristirahat selama perjalanan. Namun, bagaimana dengan pemudik yang menggunakan motor dan mobil pribadi? Kapan waktu-waktu disarankan untuk beristirahat?

Saya akan sampaikan kembali apa yang disampaikan oleh Soni Susmana dari Safety Defensive Consultant Indonesia di acara buka bersama Mobil123.com 24 Juni 2016 di bilangan Blok M. Di depan para blogger, beliau menyampaikan bagaimana “Mudik Cerdas” agar meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, ada 3 hal yang harus diperhatikan saat mudik.

1. AMAN

Pengemudi
Biasanya pengemudi tidak beristirahat jika belum benar-benar lelah, padahal yang seharusnya mengemudi maksimal selama 4 jam tanpa berhenti. Satu cara untuk memastikan kita bisa beristirahat lebih cepat adalah dengan cara tidak mengisi bensin full tank, cukup isi sebanyak Rp 100.000 maka kita akan otomatis berhenti ketika akan kembali mengisi bensin, dibanding dengan isi full tank yang akan membuat kita malas untuk berhenti beristirahat yang ditakutkan bisa mengalami microsleep. Microsleep adalah keadaan ketika lama dalam posisi mengemudi, syaraf-syaraf akan melemah dan terasa sulit untuk memindahkan kaki dari pedal gas ke pedal rem.

Keadaan ban
Untuk perjalanan jarak jauh, perlu diperhatikan kondisi ban kendaraan, jika sudah waktunya ganti sebaiknya diganti dahulu, untuk penggantian ban mobil jika dana tidak mencukupi untuk mengganti ke empatnya, ganti saja dua ban belakang.

Beban yang dibawa
Ini salah satu permasalahn orang mudik, bawaannya luar biasa banyak. Pemudik motor akan mengikat barang di kanan kiri, bahkan menambah bagasi atau diakalin dengan memasang papan untuk mengikat barang bawaan di belakang. Sedangkan pemudik dengan mobil pribadi sebagian besar akan mengikat barang bawaannya di atas mobil atau menggunakan bagasi atas. Sebenarnya hal tersebut sangat berbahaya, karena keseimbangan mobil ketika bermanuver akan terganggu. Sebaiknya ketika mudik bawalah barang yang penting saja sehingga bisa dimasukan dalam bagasi mobil pada umumnya.

2. NYAMAN


Berbagi tanggung jawab

Dalam perjalanan jarak jauh, supir tidak bisa sendirian, harus ada yang menemaninya, maksudnya adalah orang yang duduk di samping supir, dia bukan hanya duduk santai sambil memandang pemandangan kanan-kiri tanpa rasa bersalah. Namun, harus berfungsi sebagai navigator, bekerjasama dengan supir selama perjalanan. Ketika saya dan keluarga melakukan perjalanan lintas provinsi, kakak saya sebagai pengemudi dan saya navigator, sesekali kami beradu mulut dalam perjalanan, namun sesekali diselingi canda tawa. Serunya kedua posisi tersebut adalah bisa menentukan di mana akan berhenti dan berisik sendiri selama perjalanan. Satu lagi, tetap stayed cool ketika tersasar.

Meyakinkan keputusan
Ini juga termasuk tugas navigator, yakinkan keputusan untuk melalui jalan mana, berhenti di mana, dan hal-hal kecil lainnya.
Menghidupi suasana ( Ketika memasuki jalan tol yang lancar, jalannya mulus, dan lurus akan membuat kita mengantuk, terutama jika suasana dalam mobil menjadi sepi karena yang lain tertidur, atau sekadar malas berbicara. Sebaiknya hindari hal tersebut, jika suasana hidup, ceria, maka mata akan selalu segar, sangat minimal mengalami kantuk.

3 EFISIEN


Waktu/jarak

Perjalanan mudik sudah pasti jauh, harus kita perhatikan waktu dan jarak yang akan kita tempuh. Jika perjalanan mudik sudah pasti ribuan kilometer yang akan kita tempuh. Kita harus pintar-pintar membagi waktu, untuk mudik sebaiknya hindari waktu terjadinya puncak arus mudik, karena lamanya waktu perjalanan bisa menjadi dua kali lipat lebih lama.

Alternatif jalan
Untuk alternatif jalan pastikan menggunakan jalan yang terdekat, namun jika sudah diperkirakan jalur dengan jarak tempuh terdekat akan mengalami kemacetan yang justru memakan waktu, sebaiknya gunakan jalur yang lebih jauh namun kita akan lebih cepat sampai tujuan.

Dalam mengemudi, perlu diperhatikan pula jarak antara stir dan dada adalah 30 cm. Jika kita tahu akan terjadi benturan yang cukup bahaya, posisikan kepala menempel pada head rest dan pegang stir sekencang mungkin, namun posisi siku jangan lurus menegang, tetap menekuk yang gunanya sebagai shock breaker. Posisi siku yang lurus akan mengakibatkan patah tulang tangan. Dalam memegang stir pun disarankan dengan posisi jam 9 – 3, bukan 10 – 2 karena posisi ini menempatkan lengan di atas jantung, sehingga jika sudah berjalan selama satu jam dengan posisi 10 – 2 aliran darah ke jantung akan terganggu, sehingga reflek yang dikeluarkan tubuh akan berkurang yang bisa meningkatkan risiko saat mengemudi.

Jadi, itulah hal-hal kecil yang sebenarnya sangat penting untuk “Mudik Cerdas”. Ayo, masukan tas dalam bagasi menuju kampung halaman tercinta.

(Kiri) Soni Susmana

Band yang menghibur di sela acara

Sesi merah foto bersama

Komentar