Berani Berubah dengan Diskusi Ringan

Bulan puasa memang bulan berkah, menjadi kabar baik untuk Indonesia baik melalui Komunitas Tau Dari Blogger (TDB). Ya, saya dan 23 blogger lainnya buka puasa bersama Transjakarta (TJ) di PRJ pada Sabtu 24 Juni 2016. Transjakarta yang dipimpin Bapak Budi Kaliwono ini selalu mencoba berdekatan dan merangkul pengguna Transjakarta, demi totalitas pelayanan dan bisa mengetahui langsung apa yang terjadi di lapangan juga kondisi-kondisi baik-buruk operasional Transjakarta pada rute-rutenya.


Selain komunitas TDB, hari itu juga ada komunitas Transportasi Jakarta, juga komunitas PIK yang penggunanya biasa menggunakan jalur PIK-Monas. Acara diawali beramah-tamah dan tegur sapa, berbincang-bincang segala hal. Saya datang tepat beberapa saat sebelum jadwal dimulainya acara. Saya yang pengguna Transjakarta ini datang terlambat karena kemacetan luar biasa dimulai dari sekitar halte Senayan JCC sampai lepas halte Karet. Saya naik feeder dari stasiun Palmerah, salah perkiraan membuat saya terjebak satu jam kemacetan. Karena feeder ini masih berada di jalan umum atau bukan dalam jalur Transjakarta, maka kemacetan tak bisa dihindari. Barulah setelah melewati halte Karet, bisa masuk dalam jalurnya. Untuk mencapai halte Monas, saya membutuhkan waktu hampir dua jam dari stasiun Palmerah.

Jam 4 kurang, saya baru sampai di halte monas dan menunggu TJ menuju PRJ yang sepertinya hampir setengah jam saya menunggu. Pukul 5 kurang lima saya sampai di halte PRJ. Masuk PRJ dengan tiket seharga 30K dan mendapat selembar kertas penuh diskon-diskon sponsor. Saya masuk bersama dua teman yang sudah datang lebih dulu dan dua teman lagi yang menjemput kami di pintu masuk. Kenapa pakai dijemput? Soalnya bisa nyasar untuk menuju Hall C1, tempat diadakannya temu pengguna TJ sekaligus buka bersama di resto Expo.

Diawali dengan bincang antara pengguna, lalu berbuka bersama dengan rawon yang jarang saya temui karena masih menggunakan kluwak sebagai pewarna hitamnya. Seorang teman di sebelah saya langsung nambah, saking enaknya. Acara yang dihadiri Bapak Prasetia Budi selaku Kepala Humas dan Komunikasi Transjakarta dan Bapak David Tjahjana dari Dewan Transportasi Jakarta ini membuka diskusi hangat dengan komunitas. Dimulai dari saran untuk mengadakan toilet di halte TJ, lamanya menunggu bus terkadang sampai menahan buang air kecil. On Board yang pelayanannnya tidak ramah, seperti yang pernah saya temui di sekitar cempaka mas, On Board seorang perempuan yang tanpa senyum meneriakan rute bus di halte tersebut, ketika ada yang bertanya arah malah dijawab dengan ketus. Padahal pada ID Card yang dikenakannya tertulis bahwa dia masih TRAINEE tapi raut wajahnya sungguh membuat tangan saya gatal ingin memasangkan topeng sinchan di wajahnya. Saya pun gatal mengeluhkan tentang jembatan penyeberangan orang (JPO), baut-bautnya banyak yang terlepas di halte Dukuh Atas 1 dan sambungan Dukuh Atas 1 dengan Dukuh Atas 2. Untuk melewati JPO yang seperti itu saya selalu menginjak bagian besi di tengah atau di pinggir sekalian. JPO yang menghubungkan halte Semanggi dengan halte Benhill, yang sangat panjang hingga saya menyebutnya jembatan Suramadu versi Jakarta, di sana juga banyak baut yang lepas, padahal jembatannya tinggi sekali dan panjang, setiap melewati JPO itu saya berjalan cepat dimaksudkan cepat sampai di halte benhill atau sebaliknya.

TJ yang sudah masuk ke wilayah BSD, dekat tempat tinggal saya, seharusnya mempermudah saya sebagai pengguna TJ. Namun nyatanya tidak, kenapa begitu? Karena jalur TJ BSD ini belum memiliki separator, yang artinya masih berbagi jalan dengan kendaraan lain. Jalanan di Tangerang ini terbilang sempit, belum naik saja saya sudah membayangkan kemacetan yang akan menanti. Akhirnya, kembali saya menggunakan TJ dari Feeder di Stasiun Plamerah atau dari Dukuh Atas. Serunya diskusi ini tak terasa sudah dua jam berlalu, kami akhiri dengan sesi foto bersama di depan booth TJ.

Foto bersama sebelum diskusi dan selesai acara

Booth TJ di Hall C1 PRJ

ki-ka: David Tjahjana, Prasetia Budi, Moh. Sobari (TDB)

Rute TJ BSD

Sesi foto selama dan setelah acara


Oke, mari kita beralih ke angkutan massal demi kemaslahatan bersama. #BERANIBERUBAH

Komentar